Metode Fonik Easy Reader Dalam bahasa inggris sebuah huruf dapat melambangkan beberapa bunyi.Hal ini menjadikan pelajaran membaca bahasa inggris tidak mudah. Contoh: Huruf Bunyi yang di tampilkan pada Contoh kata kata-kata pendek A / ae / Apple, ant, rag, sad, pad / ei / jika bertemu vokal i atau y Rage, said, made, paid, pay / ol / jika. 20 Contoh soal error recognition dalam Bahasa Inggris digunakan dalam tes toefl, yaitu tes yang mencari kesalahan kata dalam sebuah kalimat, sehingga harus mengetahui.
Komponen RPP yang krusial. Menjamin akurasi pembelajaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi IPK harus dirumuskan dengan kata kerja operasional KKO yang tepat. Indikator artinya penunjuk atau tanda-tanda yang tampak, pencapaian artinya telah dikuasai, kompetensi artinya kemampuan melakukan sesuatu. Jadi, ialah tanda-tanda yang (seharusnya) tampak pada seseorang yang telah menguasai suatu kemampuan melakukan sesuatu. Adalah komponen RPP esensial. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menjadi penanda bahwa kompetensi yang dipelajari sudah dikuasai. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang spesifik dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator pencapaian kompetensi IPK merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah: a.
Kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan b. Kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 Merujuk pada definisi di atas, semakin jelas bahwa merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Oleh karena itu maka indikator pencapaian kompetensi juga menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi ipk, seperti disinggung di atas, menjadi tolok ukur ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam unit-unit kompetensi yang lebih rinci (kecil). Ketika peserta didik sudah mampu melakukan seluruh / semua unit kompetensi yang lebih rinci ini, peserta didik berarti telah menguasai kompetensi dasar yang dipelajari. Dengan kata lain dapat dinyatakan unit kompetensi yang lebih rinci ini merupakan sub kompetensi dasar. Penguasaan peserta didik terhadap sub kompetensi dasar keberhasilannya diindikasikan oleh Indikator Pencapaian Kompetensi IPK. Di sinilah maksud dari fungsi sebagai tolok ukur keberhasilan penguasaan kompetensi dasar., selain berfungsi sebagai penanda dikuasainya sebuah kompetensi dasar juga berfungsi sebagai acuan penentuan tujuan pembelajaran.
Setiap indikator pencapaian kompetensi yang kita nyatakan sebagai tolok ukur penguasaan kompetensi dasar sudah tentu terdiri dari sejumlah pengetahuan dan sejumlah elemen keterampilan penyusun. Ketika peserta didik sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan elementer masing-masing indikator pencapaian kompetensi maka dapat diharapkan peserta didik mampu menunjukkan performa telah memiliki indikator pencapaian kompetensi., juga berfungsi sebagai acuan penentuan materi pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan fungsi indikator pencapaian kompetensi sebagai tolok ukur penguasaan kompetensi dasar. Ketika kita sudah mengidentifikasi indikator-indikator pencapaian kompetensi dari suatu kompetensi dasar (KD) maka otomatis tersirat juga di sana materi-materi pembelajaran yang seharusnya dikuasai peserta didik.
Fungsi selanjutnya ialah sebagai acuan penyusunan instrumen penilaian pembelajaran atau dalam pembuatan soal-soal evaluasi. Mengapa soal-soal evaluasi harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi? Jawabannya baru saja kita diskusikan di 3 paragraf di atas.
Indikator pencapaian kompetensi adalah tolok ukur tercapainya kompetensi dasar oleh peserta didik. Jadi, jelas sekali, ketika soal-soal evaluasi sudah dibuat mengacu pada indikator pencapaian kompetensi ( yang esensial) dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar maka peserta didik yang bersangkutan sudah menguasai kompetensi dasar. Sebuah kompetensi dasar atau KD boleh jadi mempunyai beberapa sub kompetensi yang merupakan unsur-unsur kompetensi dasar.
Unit kompetensi inilah yang seharusnya diidentifikasi dengan cermat oleh guru pada proses perencanaan pembelajaran yaitu. Sebaiknya proses identifikasi indikator pencapaian kompetensi dilakukan dengan teliti sehingga kita dapatkan unit kompetensi unsur esensial dari setiap kompetensi dasar. Secara normatif, membuat indikator pencapaian kompetensi itu relatif mudah, namun menemukan indikator pencapaian kompetensi yang esensial bagi kompetensi dasar tersebut perlu pemikiran.
Keberhasilan identifikasi unit kompetensi unsur yang esensial ini diindikasikan dengan indikator pencapaian kompetensi IPK. Karena itu indikator pencapaian kompetensi secara otomatis berfungsi sebagai pengarah bagaimana proses pembelajaran akan dilaksanakan. Rekan-rekan tentunya pernah membaca sendiri atau bahkan mengalami sendiri penerapan prinsip-prinsip berikut:.
belajar dari hal yang mudah menuju yang lebih sulit. belajar dari yang nyata menuju yang abstrak (tidak nyata). belajar dengan memperhatikan struktur keilmuan Mengingat prinsip-prinsip dasar tersebut maka dalam proses analisis, Indikator Pencapaian Kompetensi IPK perlu disusun dengan memperhatikan prinsip di atas. Untuk itu, pada saat analisis, Indikator Pencapaian Kompetensi IPK disusun urutannya dengan memperhatikan prinsip dasar di atas.
Jika hal ini kita lakukan maka otomatis proses pembelajaran yang kita lakukan juga mengikuti urutan yang kita buat. Dan hasilnya adalah benar-benar Indikator Pencapaian Kompetensi IPK berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan pembelajaran. Indikator Pencapaian Kompetensi IPK merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi sedangkan perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indikator pencapaian kompetensi IPK pada, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan. Memerlukan pengetahuan guru tentang kompetensi dasar.
Pada kurikulum 2013 kompetensi dasar ada dalam 3 ranah, yaitu kompetensi dasar pengetahuan, kompetensi dasar keterampilan dan kompetensi dasar sikap spiritual dan sosial. Guru yang tidak menguasai kompetensi profesionalnya dengan baik mustahil dapat mengembangkan indikator pencapaian kompetensi ipk. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK juga memerlukan pengetahuan guru tentang taxonomi beserta kata kerja operasional (KKO) yang sesuai untuk digunakan. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK adalah menentukan sub kompetensi tertentu sesuai kompetensi dasar yang DAPAT MEWAKILI sejumlah kompetensi-kompetensi rinci/detail.
Karena itu dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi kita tidak dapat asal pilih kata kerja operasional begitu saja. Penting bagi kita untuk melakukan kroscek apakah kata kerja operasional yang kita pilih dapat mewakili beberapa kompetensi rinci. Apabila sebuah kata kerja operasional (KKO) dapat mewakili beberapa kata kerja operasional detail atau spesifik maka kata kerja operasional tersebut dapat dipastikan sebagai kata kerja. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menggunakan dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasi dan dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII jika ketercapaian hasil belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi. Tabel Hubungan Dimensi Proses Kognitif dan Bentuk Pengetahuan.
Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) dan Mengkreasi(C6) Pengetahuan Metakognitif Higher Order Thinking Skills (HOT’s) Tabel di atas menunjukkan pada kita bahwa Dimensi Proses Kognitif berkaitan dengan Dimensi Pengetahuan dan sudah pasti membawa dampak perolehan belajar. Sebagai contoh, dimensi proses Mengingat pada level C1 akan berkaitan dengan pengetahuan-pengetahuan faktual. Pada level C2 yaitu memahami, dimensi pengetahuannya adalah pengetahuan tentang konsep-konsep, dan seterusnya. Semua ini akan mengarahkan kita pada pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK. Dikembangkan berdasar pada kompetensi dasar menggunakan kata kerja operasional (KKO). Pada pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dimensi proses kognitif jenjang SMA dan SMK dimulai dari memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi. Pada setiap tingkatan atau dimensi proses ini dapat digunakan kata kerja yang semakna dengan kata kerja pada tingkatan dimensi proses kognitif (KKO).
Kata-kata kerja yang merepresentasikan tingkatan atau dimensi proses kognitif ini cukup variatif. Kata-kata kerja ini disebut dengan Kata Kerja Operasional. Kata kerja operasional ialah kata kerja yang menunjukkan satu kegiatan tertentu yang dapat diukur atau diobservasi.
Berikut ini adalah Kata Kerja Operasional dari Taxonomi Bloom olahan Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). Mengkreasi Bloom’s Definition Exhibit memory of previously learned material by recalling facts, terms, basic concepts, and answers.
Demonstrate understanding of facts and ideas by organizing, comparing, translating, interpreting, giving descriptions, and stating main ideas. Solve problems to new situations by applying acquired knowledge, facts, techniques and rules in a different way. Examine and break information into parts by identifying motives or causes. Make inferences and find evidence to support generalizations. Present and defend opinions by making judgments about information, validity of ideas, or quality of work based on a set of criteria. Compile information together in a different way by combining elements in a new pattern or proposing alternative solutions. Kesetaraan Taksonomi KD-dari KI-3 dg KD dari KI-4 1 2 3 4 5 6 7 3.1 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA 4.1 Mendemonstrasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA, dalam bentuk poster dan kondisi riil di bengkel.
Tingkat dimensi kognitif adalah Menerapkan(C3), dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA adalah bentuk dimensi pengetahuan Prosedural Menerapkan(C3), SESUAI dipasangkan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA (pengetahuan prosedural) Mendemonstrasikan adalah keterampilan konkret, tingkat Manipulasi (P2) taksonomi Dave KD-3 Menerapkan (C3) setara dengan meniru (P2), sedang kan KD-4 Mendemonstrasikan (P2). Dalam hal ini KD-3 SETARA dengan KD 4 Dari kolom 3 kita dapatkan tingkat dimensi kognitif dari KD 3.1 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA adalah Menerapkan (C3) dari taksonomi Bloom olahan Anderson. Indikator Pencapaian Kompetensi KD Pengetahuan dirumuskan menggunakan kata kerja operasional (KKO) pada tingkatan C3 (menerapkan) seperti: mengidentikasi, mengklasifikasi, mengemukakan, mengurutkan dll.
Masih dari kolom 3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA adalah bentuk / dimensi pengetahuan prosedural. Berdasar pada konteks ini, maka kata kerja operasional yang sesuai konteks Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan OSHA yang berisi pengetahuan-pengetahuan prosedural adalah mengidentikasi, mengklasifikasi, mengemukakan, mengurutkan. Lahir dan dibesarkan di Yogyakarta Belajar Teknik Elektronika di STM Pembangunan Yogyakarta Belajar menjadi pendidik di IKIP Yogyakarta Dibakar semangat mentor Pak (Alm.) Mustaghfirin (Orientasi Mahasiswa Baru 1982) Pernah belajar di Universitas Gadjahmada Yogyakarta Pernah mengikuti Master Trainer Pedagogy Program 2012 kerjasama Kemdikbud dengan ITE Singapore ( semacam diklat guru kejuruan Standar ITE Singapore ) Mengikuti Diklat Instruktur Kurikulum 2013 s.d. Penyegaran 2018 Mengabdi untuk kemajuan dunia pendidikan Indonesia. Pak Suryani kalau KD3 pada level C4 atau ‘menganalisis’ menurut pemahaman saya Indikator Pencapaian Kompetensi IPK SEYOGYANYA juga pada level C4 dengan menggunakan kata kerja operasional KKO yang setara dengan KKO dari KD dan dipilih yang merupakan KUNCI (biasanya ini menjadi SUB KOMPETENSI dari KD ybs). Indikator yang KUNCI ini kemudian dirinci lebih lanjut dalam penulisan TUJUAN PEMBELAJARAN.
Apakah KKO yang level C1, C2, C3 bisa menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk KD berlevel C4? Hemat saya seharusnya TIDAK. Wa alaikum salam bu Fitri tentang Spektrum SMK tahun 2016 menurut sepengetahuan saya ya sudah resmi diterapkan seperti dinyatakan SK Dirjen No. SK inilah yang menjadi rujukan penyelenggaraan program pendidikan di SMK. Tentunya sekolah harus menyesuaikan nomenklatur program pendidikan yang diselenggarakan.
Mungkin perubahan ini tidak serta merta tetapi bertahap. Maksud saya dimulai dari klas X jadi klas X tahun pelajaran 2017-2018 sudah memakai program yang baru sementara klas XI dan XII masih pakai yang lama (diselesaikan programnya). Mungkin yang bu Fitri temui ‘belum’menggunakan kasusnya seperti itu tetapi kalau PPDB tahun depan untuk tahun pelajaran 2018-2019 seharusnya sudah menerapkan SK Dirjen yang baru itu dan bahkan peserta didik klas XI pun sudah yang baru demikian bu Fitri. Maaf pak yang saya maksud satuan pendidikan pelaksana k13 sdh dimulai TP 2016/2017 dan SK nya ada 25%-35% yg sdh melaksanakan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR: 374/KEP/D/KR/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR 305/KEP/D/KR/2016 TENTANG PENETAPAN SATUAN PENDIDIKAN PELAKSANA KURIKULUM 2013, Nah klu TP 2017/2018 tentu sdh tahun kedua. Kemudian ada SURAT EDARAN DIREKTUR PEMBINAAN SMK TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN Nomor: 4540/D5.3/TU/2017 Tanggal: 22 Juni 2017 yang menyatakan kls XI dan XII boleh merubah menyeluruh dengan catatan menyesuaikan mapelnya. Jd saya berkesimpulan bahwa berdasarkan SK No 374 satuan pendidikan tsb tentu pelaksana k13 sdh tahun kedua kecuali kls XII krn KTSP 2006. Gitu lho pak gimana menurut Bpk, mohon penjelasannya ya pak spy nggak galau.
Hmmm tks pak. Ass pak, dan selamat malam ada yg mau saya tanyakan saya kebetulan saya ini baru jadi guru dan bukan basic guru kebetulan saya ngajar mata pelajaran dasar2 budidaya tanaman dan saya cari di internet tentang rpp dan silabus nya dan akhirnya saya internet tentang bikinnya dan sampai lah saya pada blog bpk, saya masih kurang paham cara bikin IPK sebagai contoh saya punya KD 3.1 menganalisis agribisnis tanaman dan KD 4.1 mengolah hasil analisis data perkembangan agribisnis tanaman.
Yg saya tau cuma KD 3.1 masuk C4 menurut taksonomi bloom, sudah tdk tau gimana lagi, mohon bantuannya terima kasih kalau bisa minta kontak WA nya pak biar mudah bertanya2. Wa alaikum salam pak Eko setelah tahu itu C4 selanjutnya pak Eko melihat ke Daftar Kata Kerja Operasional (KKO) pada tingkatan C4 itu dan pilih kata yang bisa mewakili yang membuat kita percaya siswa itu sudah memiliki kompetensi misalnya mengkategorisasi pertanyaannya mengkategorisasi apa? Nah ini dalam konteks agribisnis tanaman ada gak siswa itu harus bisa mengkategorisasi atau mengklasifikasi tanaman?
Kalau ada pak Eko bisa membuat IPK 1 = mengkategorisasi jenis tanaman agribisnis Selanjutnya IPK 2 lihat lagi daftar KKO kata apa lagi yang bisa digunakan pada tingkatan C4 itu misalnya membedakan contoh: IPK 2 = membedakan struktur batang tanaman buah kecil dan struktur tanaman buah besar (maaf ini contoh saja – karena saya tidak ahli tanaman) Nah itu contoh sederhana semoga membantu pak Eko trims. Selamat pagi pak. Saya guru bahasa arab SMA.
Saya sdh beberapa kali belajar membuat IPK. Tapi sampai saat ini saya masih bingung. Saya mengajar bahasa arab peminatan.
Ada hal yang membingungkan saya. Susunan KD3 dan KD4 sbb: Kelas X 3.1 Mendemonstrasikan. – 4.1 Menggunakan 3.2 Mengemukakan.
– 4.2 Menjelaskan 3.3 Mengemukakan. – 4.3 Menggunakan teks sederhana 3.4 Menunjukkan. – 4.4 Menggunakan teks sederhana terkait 3.5 Menggambarkan. – 4.5 Menjelaskan teks sederhana terkait 3.6 Membedakan.
– 4.6 Menggunakan teks sederhana terkait 3.7 Menyatakan kembali ungkapan – 4.7 Menjelaskan teks sederhana terkait Dalam pelajaran bahasa arab ada 4 keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sedangkan untuk menunjang keterampilan itu ada beberapa pengetahuan yang harus dikuasai seperti kosakata dan tata bahasa. Pertanyaan saya: 1. Apakah 4 keterampilan itu saya kembangkan indikatornya pada KD 3 atau 4? Selamat malam pak Alfian maaf terlambat sedikit boleh jadi (menurut saya sangat mungkin) diantara indikator pencapaian kompetensi yang harus bapak buat memuat unsur menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang disesuaikan dengan konteks masing-masing KD dan menggunakan KKO yang tepat dan cocok konteksnya dengan materi pembelajaran.
Ini ada contoh untuk KD 3.2 dan 4.2 mudah-mudahan menginspirasi bapak untuk memahami IPK dari pendekatan bimtek K2013 SMA IPK untuk KD 3.2. Adalah; 3.2.1 Mengidentifikasi bunyi huruf-huruf hijaiyyah 3.2.2 Menandai kata/kalimat yang didengar 3.2.3 Melengkapi kalimat/teks rumpang 3.2.4 Menyempurnakan kalimat dengan kata yang tepat 3.2.5 Menjodohkan kalimat tanya dengan jawabannya 3.2.6 Mengemukakan percakapan (al-hiwar) tentang jati diri IPK untuk KD 4.2. Adalah 4.2.1 Melafalkan huruf-huruf hijaiyyah 4.2.2 Menyusun huruf menjadi kata yang benar dan kata acak menjadi kalimat yang benar secara lisan dan tulis 4.2.3 Membuat kalimat tanya yang tepat untuk jawaban tertentu 4.2.4 Mencocokkan gambar 4.2.5 Menjelaskan cara mengenalkan jati diri 4.2.6 Menerapkan ujaran untuk memperkenalkan diri sendiri/orang lain dalam bentuk wawancara tentang jati diri 4.2.7 Mengisi formulir identitas berdasarkan data hasil wawancara 4.2.8 Membuat dialog tentang jati diri secara tertulis. Selamat sore mas Ahmad Ruzbihan Syirozi kalau sudah diketahui termasik di A3 IPK dapat dibuat dg memakai kata kerja operasional KKO dari taksonomi Krathwohl pada level A3 itu yang cocok dan sesuai dengan KD terkait.
KKO nya antara lain. Mengasumsikan meyakini melengkapi meyakinkan memperjelas memprakarsai mengimani mengundang menggabungkan memperjelas mengusulkan menekankan menyumbang Misalnya pada KD “Meyakini bahwa pergaulan bebas dan zina adalah dilarang agama” dapat dibuat IPK memperjelas sikap agama terhadap pergaulan bebas atau memperjelas sikap agama terhadap perbuatan zina.
Comments are closed.
|
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |